Dartin Yudha menganggap perlunya sebuah peristiwa budaya diawali degan ritual. Apalagi jika mengingat materi dari karyanya berkaitan dengan sejumlah mata uang logam dan kertas yang diakuinya memiliki perjalanan sejarah. Karena ribuan keping uang kuno yang pernah beredar di negeri ini telah mengalami peristiwa perjalanan yang di dalamnya ada pengaruh baik dan buruk. Maka seorang Dartin Yudha berkepentingan menyelenggarakan ruat uwang blendong agar material untuk karya yang akan dipamerkannya terlepas dari "memala" artinya meghindari dari kesialan atau aral yang melitang.
Dartin Yudha pun berseloka; "Kecring Duit, Kecopok Iwak,uga yen ana Pupu Kewiak" artinya ia berkeinginan menimbulkan daya kejut dalam setiap pamerannya, sebagaimana orang akan terpukau saat ada uang logam yang jatuh, ikan yang menggelepar di permukaan air, serta ada paha wanita yang nampak saat gaunnya tersingkap. @Nurochman Sudibyo YS.