Herbert mercuse, salah satu pentolan tradisi pemikiran kritis dari sekolah Franfurt, menyampaikan analisa relasi perbandingan terbalik antara seni dan dengan kondisi masyarakat. Dalam satu karya literaturnya " One Dimentional Man" generasi pertama dari para pemikir post modernis ini mengurai asal usul seni dan budaya. Dalam risalahnya, Mercuse mengibaratkan seni dengan teknologi yang mampu menciptakan cakrawala pemikiran dan praktek alternatif dalam kehidupan. bila teknologi memafhumkan dan memutlakkan hal hal teknis paktis sebagai sebuah catrawala atau paragdigma. Maka cakrawala seni ialah pada imajinasi manusia, yang dimaksudkan ialah daya kritisnya. Catrawala seni tadi, diindentikan mirip dengan sebuah realitas yang ada dan hadir dalam sebuah kondisi bebas nilai. Dia ada dan hadir sebagai ancaman, sekaligus juga harapan pada sebuah fenomena established.
Pada relasi dialektis yang berbanding terbalik tadi, terjadi tarik menarik antara rasionalitas masyarakat dengan rasionalitas seni. Dalam analisa filsafat kritis seni dan budaya serta asal usulnya, Mercuse memberi isyarat
perbandingan terbalik antara rasionalitas masyarakat dan seni.
Yang ingin dicapai Mercuse dengan " irasionalitas masyarakat dan makin rasionalnya seni" ialah karya seni tidak sekedar karya kreatif. Yang diciptakan karya seni bukanlah sekedar obyek, melainkan sebuah hasil kritis mengenai segala sesuatu yang ada dan terkait dengan dunia praktis. Peranan karya seni masuk dan terlibat kedalam semesta kongkrit dan kemudian memainkan fungsi historisnya untuk mengoreksi keterbatasan dunia, sekaligus juga melakukan perubahan atau perbaikan. Relasi seni dan masyarakat seni tadi jauh sebelumnya juga disampaikan Hegel mengenai status dan fungsi seni.
Dalam tulisannya "Philosophy of Fine Art " sebelum lahirnya filsafat obyektif, Marxian sampai pada gerakan pemikiran neo marxian disekolah Franfurt dan generasi termutakhir post strukturalis, Hegel menjelaskan, bahwa seni harus bersikap kritis terhadap dunia untuk menciptakan rasa rindu akan perasaan keindahan. Dengan peranan demikian, seni mampu menyingkirkan segala yang buruk dan tercela dalam realitas politik praktis. .....semoga bermanfaat.